Bismillahir-Rahmanir-Rahim.. Assalamualaikum... Kepada para pengunjung. Tujuan blog ini di wujudkan adalah untuk berkongsi ilmu dan maklumat. Posting-posting dari blog ini tidak terbatas pada satu-satu bab. Ia lebih kepada mengikut citarasa hamba sendiri. Harap maaf jika tidak memenuhi kehendak jiwa serta keselesaan para pengunjung yang berlainan idealogi. Namun hamba tetap menyediakan berbagai label infomasi ( scroll down pada sidebar dibawah dan lihat pada "LABEL" ) untuk dimanfaatkan bersama. Semoga dapat memberi manfaat pada kita semua insyaAllah. wassalam.

JANGAN LUPA TINGGALKAN LINK SUPAYA SENANG AKU NAK MELAWAT DAN FOLLOW KORANG BALIK.. INSYA ALLAH.

Monday, April 27, 2009

Khalid ibn Walid : "saya tidak berjuang untuk 'Umar, melainkan berjuang untuk Islam."


Pada waktu Khalifah 'Umar ibn Khattab menjadi Khalifah, Khalid ibn Walid menjadi Panglima Perang. Ke mana saja ia dikirim pasukannya selalu menang. Sekali waktu pasukan Khalid ada di Asia Kecil. Sebelum menyerbu pertahanan musuh Khalid mendapat surat dari Khalifah, iaitu surat melucut jawatanya sebagai panglima.

Tetapi dalam penyerbuan itu, Kahlid sebagai tentera biasa masih menunjukkan kesungguhannya, bahkan masih berjasa dalam merebut kubu musuh. Waktu ditanya temannya sepasukan: "Wahai Khalid, buat apa engkau bersungguh-sungguh begitu, bukankah engkau telah dipecat 'Umar?"

Khalid menjawab, "saya tidak berjuang untuk 'Umar, melainkan berjuang untuk Islam." Kemudian Khalid minta izin dari panglima yang baru untuk ke Madinah minta penjelasan Khalifahkenapak dia dipecat. Syahdan. inilah dialog secara terbuka antara 'Umar sebagai Khalifah dengan Khalid sebagai bekas Panglima.

Tanya Khalid "Mengapa saya dipecat, apa kesalahan saya?" Jawab Umar"Engkau saya pecat untuk mencegah tiga hal:-

Pertama, untuk Khalifah, Panglima tidak boleh lebih populer dari Khalifah.

Kedua, untuk engkau sendiri, engkau adalah manusia biasa, kalau berhasil terus dalam memimpin engkau akan menjadi sombong.

Ketiga untuk rakyat, rakyat harus dipelihara aqidahnya dan kemusyrikan memuja kepahlawanan kamu."

Lalu Khalid menjawab "Saya terima pemecatan itu dengan ikhlas". Perintah Umar "Engkau sekarang saya tugaskan membantu Sa'ad di pasukan sebelah timur yang sedang mengalami kesulitan melawan pasukan bergajah angkatan perang Parsi."

Maka Khalid dikirimlah ke pasukan sebelah timur. Ia menyarankan kepada Panglima Sa'ad untuk menghadapi setiap ekor gajah perang dengan satu regu pasukan panah. Yang dipanah dahulu adalah penunggangnya. Setelah penunggangnya tewas baru memanah gajah pada bagian yang sensitif.

Khalid sendiri menawarkan dirinya untuk menjadi kepala regu dari salah satu regu pemanah. Taktik Khalid ini berhasil mengalahkan tentera bergajah itu. Karena gajah itu sudah tidak ada yang mengendalikannya, dan kesakitan kena panah, para gajah itu berbalik haluan menginjak-injak tentera berkuda dan kumpulan tentera sendiri di belakangnya, maka kocar kacirlah pasukan Parsi itu.

Ada empat nilai yang masih relevan hingga kini dalam kehidupan berpolitik dan bernegara dari dialog di atas.

Yang pertama, sikap keterbukaan dan keikhlasan, sebab tanpa keterbukaan mudah terjadi kesalah fahaman, yang mengandung bibit perpecahan ibarat api dalam sekam, baik dalam kalangan pimpinan organisasi politik dan negara, maupun antara yang memimpin dengan yang dipimpin.

Yang kedua, kepala negara atau organisasi tidak boleh kalah populernya dari panglimanya. Betapa banyak terjadi perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh panglima suatu negara maupun kerajaan dalam sejarah.

Yang ketiga, orang yang selalu mencapai kejayaan dalam bidang apa saja, akan menjadi objek bagi iblis untuk masuk dalam perangkapnya bersifat seperti iblis sendiri, iaitu takbur, menyombongkan diri, baik kesombongan dengan pangkatnya, maupun kesombongan intelek dan jenis-jenis kesombongan yang lain.

Yang keempat, sikap mendewakan pemimpin, taat tanpa batasan, memuja tanpa batas dari rakyat dan ahli organisasi, menyebabkan rosaknya aqidah rakyat , dan pada pihak yang lain pemimpin akan menjadi diktator. Contohnya banyak dalam sejarah seperti misalnya rakyat Jerman yang memuja Fuhrernya, Hitler, sang diktator.

0 comments: