Bismillahir-Rahmanir-Rahim.. Assalamualaikum... Kepada para pengunjung. Tujuan blog ini di wujudkan adalah untuk berkongsi ilmu dan maklumat. Posting-posting dari blog ini tidak terbatas pada satu-satu bab. Ia lebih kepada mengikut citarasa hamba sendiri. Harap maaf jika tidak memenuhi kehendak jiwa serta keselesaan para pengunjung yang berlainan idealogi. Namun hamba tetap menyediakan berbagai label infomasi ( scroll down pada sidebar dibawah dan lihat pada "LABEL" ) untuk dimanfaatkan bersama. Semoga dapat memberi manfaat pada kita semua insyaAllah. wassalam.

JANGAN LUPA TINGGALKAN LINK SUPAYA SENANG AKU NAK MELAWAT DAN FOLLOW KORANG BALIK.. INSYA ALLAH.

Monday, May 11, 2009

Kebenaran Semakin Tersamarkan

by ichsanmufti under Peradaban Islam


llmu untuk membedakan mana yang haq dan mana yang bathil itu sudah diturunkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya. Di zaman modern saat ini, dimana berbagai gagasan yang merusak Islam sudah begitu menyebar bagai virus ganas, umat Islam justru dihadapkan pada tantangan yang sangat berat dalam masalah keilmuan. Khususnya, ilmu untuk membedakan yang haq dan yang bathil. Sebab, pada zaman seperti ini, yang memperjuangkan kebathilan pun tidak jarang berargumen dengan ayat-ayat Al-Quran dan hadits nabi. Tetapi, cara pemahaman mereka terhadap Al-Quran sudah tidak sesuai dengan yang dirumuskan oleh Rasulullah dan pewaris beliau, para ulama yang shalih. Nafsu, ya! Hanya berdasarkan nafsu belaka.

Bagi kita, umat Islam, Al-Quran yang merupakan wahyu Allah SWT adalah pedoman hidup yang utama. Cara memahami Al-Quran (metodologi tafsir) pun sudah diajarkan oleh Rasulullah saw dan para sahabat Nabi yang mulia. Para ulama pewaris nabi kemudian merumuskan metodologi tafsir dengan sangat cermat dan teliti. Karena Al-Quran adalah kitab yang terjaga lafaz dan maknanya maka ilmu tafsir adalah ilmu pasti. Tafsir, bukan ilmu spekulasi. Termasuk ketika menafsirkan ayat-ayat tertentu dalam Al-Quran yang memungkinkan terjadinya perbedaan pandangan. Perbedaan pendapat itu pun ada landasannya. Tidak asal beda, itulah letak kepastiannya.

Adalah sebuah fenomena yang membuat kita mengelus dada ketika sebagian Umat Islam mulai berani mencoba mengubah-ngubah agama. Ada yang menamakan pembaruan Islam, ada yang menamakan liberalisasi Islam, ada yang namanya sekularisasi Islam, dan sebagainya. Jika kita cermati, perilaku para pembaru Islam akhir-akhir ini, sangat memprihatinkan. Mereka bukan sedang melakukan upaya pembaharuan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran dalam Islam. Banyak yang menggunakan logika asal-asalan dan kurang bertanggung jawab.

Jika ditunjukkan kekeliruan berfikir dan argumentasi mereka, mereka juga tidak mau tahu, dan tidak mau mengkoreksi pendapatnya. Tetapi, mereka selalu menyatakan,”Kami menginginkan perbaikan”. Sangatlah berbeda sikap, pandangan, dan perilaku mereka dengan pembaharu Islam sejati, seperti Imam Syafii.

Betapa prihatinnya kita masih saja menemukan adanya kampanye terbuka di media massa tentang paham Pluralisme Agama, yang dalam pandangan Islam, jelas-jelas merupakan paham syirik, karena membenarkan semua agama, yang beberapa diantara agama-agama tersebut sudah dikoreksi oleh Al-Quran. Parahnya lagi yang menghidangkan sajian-sajian demikian itu adalah orang-orang yang dianggap ‘alim oleh masyarakat.

Umar bin Khathab pernah menyatakan, bahwa yang paling beliau khawatirkan akan menimpa umat Islam adalah’tergelincirnya’ orang-orang yang ’alim dan ketika orang-orang munafik sudah berargumen dengan Al-Quran. Rasulullah saw juga pernah menyampaikan, bahwa yang paling beliau khawatirkan menimpa umat Islam adalah munculnya orang-orang munafik yang pandai berargumen atau bersilat lidah.

Jadi, golongan al-maghdhub yang disebutkan dalam surat Al-Fatihah adalah siapa saja yang sudah mengetahui kebenaran, tetapi enggan mengikuti kebenaran dan bahkan mengubah-ubah dan menyembunyikan kebenaran. Karena itulah, kita diperintahkan untuk berdoa, agar jangan sekali-kali kita termasuk ke dalam golongan seperti ini.

Jika ditilik agak dalam, maka tren cara berpikir tentang agama yang kacau beliau tersebut sangat dipengaruhi oleh budaya barat, hasil dari peradaban barat yang jika kita perhatikan tidak terlepas dari dua peride paham penting yaitu modernisme dan postmodernisme. Modernisme adalah paham yang muncul menjelang kebangkitan masyarakat Barat dari abad kegelapan kepada abad pencerahan, abad industri dan abad ilmu pengetahuan. Ciri-ciri zaman modern adalah berkembangnya pandangan hidup saintifik yang diwarnai oleh paham sekularisme, rasionalisme, empirisisme, cara befikir dikhotomis, desakralisasi, pragamatisme dan penafian kebenaran agama.

Selain itu modernisme yang terkadang disebut Westernisme membawa serta paham nasionalisme, kapitalisme, humanisme liberalisme, sekularisme dan sebagainya. John Lock, salah seorang filosof Barat modern menegaskan bahwa liberalisme rasionalisme, kebebasan, dan persamaan (pluralisme) adalah inti modernisme. Tapi yang dianggap cukup menonjol dalam modernisme adalah sekularisme, baik bersifat moderat dan ekstrim. Sedangkan postmodernisme adalah gerakan pemikiran yang lahir sebagai protes terhadap modernisme ataupun sebagai kelanjutannya.

Postmodernisme berbeda dari modernisme karena ia telah bergeser kepada paham-paham baru seperti nihilisme, relativisme, pluralisme dan persamaan (equality), dan umumnya anti-worldview. Namun ia dapat dikatakan sebagai kelanjutan modernisme karena masih mempertahankan paham liberalisme, rasionalisme dan pluralismenya. Nah, yang terakhir ini tampaknya yang sedang dahsyat mewabah di otak-otak para generasi muda kita kini. Sungguh generasi yang sangat galau hidupnya.

Begitu merebaknya paham tersebut sehingga saat ini seorang tidak segan-segan lagi menghina Allah dan Rasul-Nya, serta meletakkan Islam selayaknya bola kaki yang bisa ditendang oleh siapa saja. Tugas kita sebagai manusia beriman tentu saja, hanya melakukan amar ma’ruf nahi munkar, berdakwah dengan hikmah dan bermain cantik dalam perseteruan antara yang haq dengan yang batil ini, meskipun kita sadar benar, banyak yang tidak rela jika kemunkaran tersebut kita coba untuk diluruskan.

Itu bukan urusan kita lagi. Siapa pun juga yang ikhlas dan sungguh-sungguh dalam mencari kebenaran, pasti akan ditunjukkan kebenaran itu oleh Allah SWT. Sekali lagi, di tengah kemelut pemikiran yang tidak menentu saat ini, kita hanya berdoa kepada Allah, semoga kita tetap berada di jalan yang lurus (ash-shirat al-mustaqim). Di zaman ini, menetapi jalan lurus bukanlah hal yang mudah, karena sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw, di kiri kanan kita senantiasa terbentang jalan-jalan yang menyimpang yang seringkali dipoles dengan sangat indah dan menawan. Pada tiap jalan yang menyimpang itu, kata Rasul saw, ada setan yang mengajak manusia untuk mengikuti jalannya. Jadi, pilihan bagi orang-orang yang berilmu sudah sangat jelas: ikut shirath al-mustaqim, ikut jalan oran-orang yang dimurkai Allah (al-maghdhub), atau ikut jalannya orang-orang yang sesat (al-dhaalliin).

Sungguh telah jelas, mana yang haq dan mana yang bathil, tentu bagi yang mau memahami. Sungguh nasihat ini hanya akan bermanfaat bagi orang yang hati dan akalnya masih mau mengkaji dan menerima kebenaran. Namun bagi para sofis yang keras kepala (‘inad), yang sudah a-priori dan menutup hati dan pikirannya untuk kebenaran, maka tidak ada lagi nasehat yang bermanpa’at.

Meskipun sudah terbukti bisa terbang, seekor burung gagak tetap saja dia katakan ‘kambing hitam’

0 comments: